Tidak hanya makan makanan bergizi dan berolahraga rutin, buang air besar juga kebutuhan yang penting dalam hidup. Buang air besar memungkinkan perut mengosongkan bahan sisa yang sudah tidak dibutuhkan tubuh sehingga perut siap menampung makanan bernutrisi kembali.
Buang air besar setiap orang bisa berbeda-beda frekuensinya. Beberapa orang buang air besar setiap hari, sebagian lain buang air besar tiga kali dalam seminggu. Berapa kali sih sebenarnya buang air besar yang normal?
Frekuensi Buang Air Besar yang Normal
Sebenarnya tidak ada aturan pasti berapa kali Anda harus buang air besar. Buang air besar sekitar 3 kali per hari atau 3 kali dalam seminggu masih bisa dikatakan normal. BAB juga dikatakan normal bila tinja mudah keluar dan tidak mengharuskan Anda mengejan atau merasakan sakit.
Buang air besar dikatakan tidak normal apabila:
- Kurang dari 3 kali atau lebih dari 21 kali dalam seminggu.
- Konsistensi kotoran sangat keras atau terlalu encer.
- Buang air besar berkali-kali dalam sehari.
- Harus mengejan dan merasa sakit saat buang air besar.
- Merasa belum tuntas setelah buang air besar.
- BAB disertai darah atau terlihat berwarna hitam.
- Anda merasa nyeri perut yang hebat dan terasa menusuk.
Baca Juga: Pentingnya Buang Air Kecil Setelah Berhubungan Intim
Faktor yang Memengaruhi Frekuensi Buang Air Besar
Frekuensi buang air besar setiap orang berbeda-beda karena dipengaruhi banyak faktor, di antaranya:
Asupan cairan
Berapa banyak cairan yang masuk ke dalam tubuh setiap hari memengaruhi frekuensi buang air besar. Makanan dan minuman mengandung cairan, dan cairan tersebut dapat membantu melunakkan tinja dan mencegah sembelit sehingga memudahkan proses buang air besar.
Saat tubuh tidak mendapatkan cairan yang cukup, tinja cenderung menjadi keras dan kering sehingga bisa terjadi kesulitan buang air besar dan sembelit.
Usia
Usia memengaruhi frekuensi buang air besar dan sembelit. Pada orang yang lebih tua sembelit dan kesulitan buang air besar lebih mungkin terjadi karena adanya penurunan aktivitas, perubahan pola makan, perubahan hormonal, kondisi medis tertentu dan juga penurunan elastisitas usus. Faktor-faktor tersebut bisa memengaruhi gerakan usus sehingga tinja tidak keluar secepat dulu.
Pola makan kurang serat
Kurangnya asupan serat dalam menu makanan bisa memengaruhi frekuensi buang air besar serta menyebabkan sembelit. Serat adalah jenis karbohidrat yang tidak bisa dipecah menjadi molekul yang lebih kecil dalam usus. Serat bisa ditemukan dalam makanan seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian dan kacang-kacangan.
Serat membantu melunakkan tinja dan meningkatkan volumenya sehingga memudahkan proses buang air besar. Pada pola makan yang kurang serat, tinja cenderung menjadi keras dan kering sehingga menyebabkan kesulitan dalam buang air besar dan, bahkan sembelit. Selain itu, kurangnya serat dalam pola makan juga dapat menyebabkan perubahan pada mikrobiota usus, yang dapat memengaruhi kesehatan usus dan pencernaan.
Baca Juga: Tak Hanya Kurang Serat, Stres Juga Dapat Menyebabkan Sembelit
Kondisi kesehatan
Kondisi kesehatan tertentu memengaruhi frekuensi buang air besar. Beberapa kondisi medis yang menyebabkan perubahan pola buang air besar di antaranya:
- Sindrom iritasi usus yang ditandai perut kembung, diare atau sembelit dan nyeri perut.
- Penyakit Crohn dan kolitis ulseratif, yaitu peradangan usus kronis dan berat yang memengaruhi pola buang air besar, bisa menyebabkan berbagai keluhan pencernaan.
- Penyakit celiac, yaitu kondisi autoimun di mana tubuh tidak dapat mencerna gluten dengan benar.
- Hipotiroid, yaitu ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi cukup hormon tiroid sehingga menyebabkan keluhan seperti sembelit, penurunan berat badan dan kelelahan.
- Diabetes, di mana orang dengan diabetes sering mengalami sembelit atau diare.
- Kanker usus besar dapat memengaruhi pergerakan usus dan mengubah pola buang air besar.
Saat Anda sering mengalami masalah sembelit, diare atau buang air besar tidak normal dan tidak hilang setelah beberapa hari, maka sebaiknya konsultasi dan periksakan diri ke dokter. Dokter akan membantu mencari tahu penyebab dan membantu pengobatan apabila problem buang air besar dipengaruhi oleh kondisi medis tertentu.
Mau tahu informasi seputar penyakit lainnya? Cek di sini, ya!
- dr Hanifa Rahma
Rachel Nall, MSN, CRNA (2018). How Many Times Should You Poop a Day?. Available from: https://www.healthline.com/health/how-many-times-should-you-poop-a-day.
Nicole Galan, RN (2017). How often should you poop each day?. Available from: https://www.medicalnewstoday.com/articles/319879.
Steph Coelho (2022). How Often Should You Poop?. Available from: https://www.health.com/condition/digestive-health/how-often-should-you-poop.
Mayo Clinic (2021). Constipation. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/constipation/symptoms-causes/syc-20354253.